Jakarta: Udaraku, Udaramu, Udara Kita Semua

15 Oct

Udaraku, Udaramu, Udara Kita SemuaBukan tidak mungkin setiap orang menginginkan sebuah lingkungan yang sangat asri. Seperti udara segar dan penghijauan sehingga membuat setiap orang merasa nyaman di lingkungannya sendiri. Tapi bagi warga yang berdomisili di kawasan kota yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi semacam kota-kota besar hal tersebut bukan tidak mungkin sulit terwujud. Seperti yang belum lama saya saksikan di sebuah tayangan televisi lokal bahwa beberapa waktu yang lalu Jepang telah berhasil mengembangkan pembuatan udara segar di lingkungan perkotaan. Tentunya setiap orang harus membayar untuk mendapatkan udara segar tersebut. Bukan tidak mungkin kita harus merogoh kocek yang tidak sedikit jika kita harus membayar untuk mendapatkan udara segar ?.

Jakarta, salah satu kota yang memiliki tingkat mobilitas tinggi di negeri tercinta ini. Seperti kita ketahui bersama, layaknya kota besar Jakarta memiliki tingkat masalah yang sangat kompleks seperti banjir, macet, kepadatan penduduk, pengelolaan parkir, dan lainlain. Akan tetapi pembahasan dalam tulisan ini ialah mengenai arti penting udara segar bagi setiap orang, khususnya setiap orang yang menghabiskan waktu di Jakarta. Terkait dengan hal tersebut masalah yang dihadapi adalah pencemaran udara. Keberadaan kendaraan bermotor yang ada di Jakarta tiap tahun makin bertambah, seiringnya peningkatan tersebut karna mudahnya untuk mendapatkan sebuah kendaraan. Sehingga tak ayal lagi kendaraan bermotor memiliki “kontribusi” pencemaran terbesar.

Polusi udara di Jakarta 80 persennya berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor, sisanya dari industri. Hal tersebut merupakan pemandangan sehari-hari warga ibukota, dapat kita lihat banyaknya kendaraan-kendaraan khususnya bus kota yang tidak layak jalan masih berkeliaran. Hal yang selalu dihindari para pengendara motor seperti saya ketika harus berada dibelakang sebuah bus kota yang menghasilkan asap dari solar mereka ke arah pengendara motor terkadap meski sudah dilindungi helm fulface dan didalamnya dilapisi balack lava, asap solar tetap masih terasa. Bukan berarti kendaraan pribadi dan bahkan pengendara motor seperti saya tidak berkontribusi terhadap pencemaran udara yang ada.

Mari kita lihat seberapa besar kendaraan bermotor memiliki “kontribusi” yang besar. Kendaraan bermotor yang menghasilkan emisi nitrogen dioksida (NO2) sebanyak 43.170,98 ton per tahun; hidrokarbon (HC) 33.875,98 ton per tahun; karbon monoksida (CO) 706.123,10 ton per tahun; dan karbon dioksida (CO2) sebesar 11.770,960 ton per tahun. Meski begitu selain kendaraan bermotor terdapat hal lain yang berkontribusi akan pencemaran udara di Jakarta ini seperti kemacetan, infrastruktur jalan raya, dan pembangunan jalan raya baru dan penggalian jalan dimana-dimana. Terkait hal tersebut data pada 2006 menunjukan pula udara dalam kategori tidak sehat meningkat menjadi 51 hari. Padahal, di tahun sebelumnya hanya 18 hari saja. Ironisnya di tahun yang sama Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso juga sempat dianugerahi ”The 2006 Championship for Air Quality Management (AQM)” pada workshop internasional ”Batter Air Quality (BAQ)” di Yogyakarta ?.

Keberlanjutan masalah ini tentunya berpengaruh terhadap kesehatan pada warga baik yang berdomisili dan bermobilitas di Jakarta. Kasus kematian dan sakit akibat polusi udara di Jakarta cukup tinggi dibandingkan dengan kota lain di Asia, yaitu Kuala Lumpur, Seoul, Bangkok, Manila, dan Shanghai.

Bagaimana menangani hal tersebut ? terdapat beberapa cara yang telah diterapkan di beberapa negara terkait polusi akibat kendaraan bermotor seperti larangan masuk kendaraan pada jalan yang ramai pada jam tertentu, larangan parkir, sel lalu lintas, hari tanpa mengemudi, bersepeda, jam kerja yang flexible, kerja jarak jauh, pemeriksaan dan pemeliharaan kendaraan, pembangkit tenaga listrik, pengembangan teknologi baru, sistem turbin derivatif pada pesawat, dan sel bahan bakar sampai kendaraan alternatif ramah lingkungan. Meski beberapa aspek tersebut telah diterapkan seperti sejak 2004 munculnya komunitas Bike To Work yang mengkampanyekan penggunaan sepeda sebagai alternatif moda transportasi. Selain hal tersebut pentingnya kesadaran warga akan arti penting udara yang bersih bebas polusi menuntut kita untuk mengubah budaya hidup masyarakat. Memang bukan hal yang mudah akan tetapi jika dilakukan tahap demi tahap dan kemudian menularkannya kepada generasi berikutnya, bukan tidak mungkin polusi udara dapat berkurang.

Beberapa hal penting yang harus digaris bawahi ialah, meski beberapa masalah yang muncul adalah tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya akan tetapi kita sebagai masyarakat juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk membuat lingkungan kita agar tetap dalam kondisi yang diinginkan.

Mari mulai dari kita untuk kelangsungan bersama.

23 Responses to “Jakarta: Udaraku, Udaramu, Udara Kita Semua”

  1. cK October 15, 2007 at 7:15 am #

    Vertamax! yay! hoho… :mrgreen:

  2. Sawali Tuhusetya October 15, 2007 at 7:22 am #

    Ya, selamatkan Jakarta dari polusi udara, tanah, dan air yang sudah berada pada titik nadir. Yak, selamatkan bumi kita sekarang juga demi kepentingan kita semua dan anak cucu kita kelak. Jadikan hari esok lebih baik dengan menjaga kelestarian lingkungan.

  3. extremusmilitis October 15, 2007 at 7:44 am #

    kita sebagai masyarakat juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk membuat lingkungan kita agar tetap dalam kondisi yang diinginkan.

    Akuurr bro, kalau ini adalah tanggung jawab kita bersama, meskipun aku belum yakin kalau masyarakat kita udah peduli dengan lingkungan-nya sendiri. Padahal kan ini juga untuk anak cucu kita 😦

  4. caplang™ October 15, 2007 at 8:08 am #

    coba itu paru-parunya dironsen
    pasti ada pensil 2B-nya
    kebnayakan ngisep karbon 😆

  5. fertob October 15, 2007 at 9:32 am #

    yup, jakarta jadi salah satu kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia, selain bangkok dan kolombia.

    mungkin tujuan dari pelarangan merokok di tempat umum juga demi tujuan lingkungan udara yang lebih baik… 🙂

  6. aRuL October 15, 2007 at 12:04 pm #

    memperbaiki jakarta dengan memindahkan ibukota Negara ke daerah lain.
    Jakarta sudah cukup tercemar sam polusi udara

  7. mina October 15, 2007 at 4:55 pm #

    Bike to Work malah jadi sakit paru-paru karena yang Bike to Work cuma kita 😀

  8. 'K, October 16, 2007 at 3:36 pm #

    nice posting bro

  9. guebukanmonyet October 17, 2007 at 8:14 am #

    Udara yang bersih, itu yang kita butuhkan untuk Jakarta.

  10. Rifu October 18, 2007 at 5:13 am #

    naik sepeda!!! ngga papah deh, ngisep polusi, demi ngasih contoh baik.. *sok altruis*

    :mrgreen:

  11. lei October 19, 2007 at 8:25 am #

    naek sepeda? yuuukkk mariii..sekalian bakar kaloriiii 😀

  12. harriansyah October 22, 2007 at 2:36 am #

    sorry baru masuk.. :mrgreen:

    @cK
    tendang ck.. hikhikhik

    @Sawali Tuhusetya
    Benar pak, semoga tumbuh kesadaran

    @extremusmilitis
    begin from us, and let others follow

    hope so bro.. 🙂

    @caplang
    Enak dunk ed, kl ujian nanti ga usah beli pensil lg :mrgreen:

    @fertob
    Setubuh

    @Telmark
    ok

    @aRul
    kl polanya masih sama2 aja yg ada malah menimbulkan masalah baru di tempat lain bro

    @mina
    semoga tindakan ini diikutin yg lainnya, for the clean air

    @guebukanmonyet
    setuju bro

    @lei
    biar kurus…
    hayo..hayoo

  13. sigit October 22, 2007 at 8:17 pm #

    Sebenarnya, permasalahan bukan timbul dari banyaknya mobil di jakarta, melainkan kebijaksaan dan ketegasan pemerintah dalam mengatur Ibukota tercinta ini. salah satu kota di Australia, menjual mobil dengan harga murah, dan mahalnya harga bahan bakar,namun mereka juga menyediakan transportasi murah.gmana Indonesia…??baru mau dibangun Jalan Busway aja udah demo.. harga bensin naek demo.so, biarin aja pemerintah membangun prasarana yang baik untuk kita. lagian Busway kan ramah lingkungan kok.

  14. harriansyah October 23, 2007 at 1:39 am #

    Yup benar, yg kurang adalah Policy. Akur bro. Bukan cuman di Aussie yg punya policy yg mengatur ttg kendaraan, bs dilihat Singapura. Pemerintahnya mencoba menekan pertumbuhan kendaraan dengan menaikan harga Pajak kendaraan, sementara harga mobilnya sendiri tdk mahal2 bgt (CMIIW) at least ada policy yg mengatur untuk itu.

    Mengenai demo itu kan output dari policy yg belum secara detail mengatur untuk itu bro. Busway di demo kan lantaran ada penutupan trayek bus yg akan di lalui busway, nah ini kan menyangkut mata pencarian orang dan kita ga bs menutup mata untuk hal itu. Coba pemerintah memberikan alternatif lain, misalnya kl jalur2 itu ditutup pemerintah mo membuka pekerjaan lain bagi supir2 & crewnya. Kl dibiarkan, bukan tdk mungkin timbul masalah baru, which is crime. Kl udah begitu bukan kita sebagai masyarakat yg ikut dirugikan.

    Ini opini aja loh..

    you’ve got point Git.

  15. TanDors October 23, 2007 at 1:55 am #

    Gue juga mau nambahin… kalo tadi diatas ada yg sempet nyinggung ttg larangan merokok bisa jadi salah satu usaha mengurangi polusi (biarpun dikit yg penting usaha)… juga sekalian menyehatkan bangsa, contonnya seperti di negara2 tetangga seperti aussie yang harga rokoknya bisa mencapai 80ribu (kalau dirupiahkan), sedangkan disini… dah bisa dapat 10 bungkus… 😀
    tul ga git??

    Jadi intinya, PR pemerintah memang sangat banyak, selain ttg polusi ini juga banyak PR2 yang lain… from my point of view sih, kayanya kita gak bisa menyerahkan semuanya ke pemerintah… kenapa gak kita mulai dari diri kita sendiri, kita2 juga kan yg nantinya akan merasakan dampaknya?! yuk kita lakukan perubahan… biarpun sedikit, pasti akan ada hasilnya
    *chayo

  16. harriansyah October 23, 2007 at 2:11 am #

    Gak bisa menyerahkan semuanya ke pemerintah

    That’s what I’m talking about.
    Begin from simple things, begin from us.

    Dapet 100 buat loe Sin

  17. Priska April 30, 2010 at 2:33 pm #

    Hi, boleh copy paste sedikit untuk cross-posting info..? Sumber dimention, qo.. 🙂
    Makasiihhh..

  18. Harri May 14, 2010 at 1:43 am #

    siap silahkan

  19. Science Journalist April 8, 2012 at 10:26 pm #

    miris bacanya.. Jakarta.. jakarta..

Trackbacks/Pingbacks

  1. Selamatkan Bumi Tercinta « cK stuff - October 15, 2007

    […] • Selamatkan Bumi, mulai hari ini! • Maling Ramah Lingkungan • Pay It Forward • Menjadi Insan Perubahan sebagai Aksi Nyata Terhadap Lingkungan • Membudayakan Cinta Lingkungan Hidup melalui Dunia Pendidikan • Jakarta: Udaraku, Udaramu, Udara Kita Semua […]

  2. Global Warming and Destruction of the Earth « [Chaos Region - Incorporated] - October 15, 2007

    […] Jakarta: Udaraku, Udaramu, Udara Kita Semua […]

  3. Telmark. - October 15, 2007

    Welcome to Bali.

    This Is It! Today is Blog Action Day.
    Selamatkan Bumi tercinta.
    *Saya postingkan tulisan ini dlm waktu saya sekarang (di Osaka) 15 oktober 2007, pukul 2:55 pagi*.
    I Post this, in Osaka time. oct. 15 2007. am 2:55.
    Sumber dan Inspirasi : Gatra.c…

  4. Pesan Peduli Lingkungan yang Efektif [UPDATE] « POPsy! - Jurnal Psikologi Populer - October 19, 2007

    […] ”Pay It Forward”, atau ”Global Warming and Destruction of the Earth” (maaf untuk blogger lain yang tidak disebut tulisannya di sini, apalagi yang judulnya panjang-panjang). Tapi seberapa […]

Leave a reply to guebukanmonyet Cancel reply